BPPI

BPPI adalah Bimbingan Pupuk dan Pemupukan Indonesia



Bimbingan Pupuk dan Pemupukan Indonesia adalah komunitas petani di dunia maya yang pada awalnya dibentuk melalui media social facebook. BPPI beranggotakan orang-orang yg peduli terhadap kemajuan pertanian Indonesia.

Anggota BPPI terdiri dari para petani, peneliti, pedagang, pengusaha, penyuluh pertanian, akademisi, dosen, dan semua orang yang peduli terhadap pertanian yang tersebar di seluruh nusantara.

Misi BPPI adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani melalui edukasi dan pelatihan pertanian mulai dari budidaya sampai pemasaran.

Membentuk jaringan pemasaran yang pro terhadap petani

Membimbing petani untuk melakukan budidaya ramah lingkungan dan berkelanjutan

Membina petani menghasilkan produk sehat, dalam rangka AFTA 2015

Menggali potensi tiap anggota dan potensi produk lokal  tiap wilayah



https://www.facebook.com/groups/bppi

Pupuk Tanaman Padi Sawah - Panen Maksimal

pupuk tanaman padi sawah
Salah satu upaya untuk mengoptimalkan hasil panen tanaman Padi sawah adalah pemupukan yang tepat dan berimbang.
Pemupukan yang tepat dan berimbang adalah yang sesuai dengan kebutuhan tiap-tiap fase pertumbuhan tanaman Padi, dan berdasarkan kandungan hara tanah sawah.

Berikut ini merupakan pemupukan tanaman Padi sawah dengan luas 1 hektar, dengan kandungan hara tanah kondisi N-P-K sedang.

PERLAKUAN BENIH PADI

Rendam benih dalam larutan Agen Hayati (merek dagang Bactoplus, Agrobio, Petrobio, dll) selama 24 jam.
Tiriskan selama 24 - 48 jam, kemudian sebar di persemaian.

PERLAKUAN PUPUK SETELAH TANAM

8 HST (Hari Setelah Tanam)
Keringkan lahan dan semprot dengan larutan Agen Hayati  + pupuk Asam Amino.

PUPUK I (10 HST)
40 kg Urea + 50 kg ZA + 120 kg SP-36 + 50 kg KCl + 2,5 kg ZnSO4 + 1 kg CuSO4

PUPUK II ( 20-28 HST)
60 kg Urea + 50 kg KCl

PUPUK III (35-40 HST)
60 kg Urea

Catatan : saat aplikasi pupuk sawah dalam kondisi kering/macak, 24 jam kemudian lahan diairi.

PUPUK SEMPROT

Dosis untuk tanki 15 liter
30 dan 45 HST : 300 gram KNO3 + 15 gram MKP + mikro + fungisida

Semprotan Untuk Pengisian Bulir :
Lakukan setiap 1 minggu sekali pada saat pengisian bulir
5 sendok makan KCl + 1 sendok makan Asam Borat + 1 tutup botol  Jus Udang (Shrimp Juice)

ZPT (ZAT PENGATUR TUMBUH)

Pembentukan Akar : 2 ppm IBA saat tanam, ulangi 10-14 hari kemudian. semprot pada perakaran. Pembentukan Anakan : 2 ppm Auksin + 2 ppm Giberellin + 10 ppm Sitokinin.
Keluar Malai 5-10 % : 60 ppm GA3, ulangi 2 hari kemudian dengan 30 ppm GA3.

TANYA - JAWAB SEPUTAR PUPUK TANAMAN PADI SAWAH

Tanya : Kenapa masih aplikasi Urea pada Pupuk III apakah tidak overdosis dengan resiko rebah ?
Jawab :  Aplikasi Urea tsb. hanya 30% kok, unsur Kalium sudah cukup tinggi 100 kg KCl (Pupuk I + II) untuk menghindari resiko rebah batang.
Akan lebih bagus bila pada Pupuk III aplikasi Urea diganti dengan pupuk Hydrokarate plus Boron (merek dagang Yara Liva Nitrabor)

Tanya : Denger-denger unsur K dibutuhkan pada fase generatif -sedangkan N untuk fase vegetatif, tapi kenapa KCl diaplikasikan saat awal (Pupuk I) dan aplikasi Urea masih ada saat 35-40 HST (Pupuk III) ?
Jawab : Aplikasi SP-36 + KCl disaat awal  dilakukan karena P dan K ketersediaannya sangat lambat.
Aplikasi Urea dibagi menjadi 3x (Pupuk I, III, dan III) untuk menghindari kehilangan N akibat penguapan dan pencucian. Bila Urea diaplikasikan sekaligus resikonya adalah overdosis.
Aplikasi K untuk fase generatif dapat dilakukan melalui spray (penyemprotan pupuk daun)

Tanya : Jika pakai Phonska gimana ?
Jawab : Aplikasikan Phonska untuk Pupuk I sebanyak 200 kg + 40 kg SP-36.

Tanya : Ditempat saya 1 ha Padi sawah usia 60-70 HST jika diberi Urea sekitar 40 kg kok malah terserang kresek, roboh dan kehilangan bobot ya..??? 
Jawab : Kemungkinan kekurangan unsur Kalium, dan diperparah dengan monitoring serta menejemen fungsida yang tidak tepat.
Pupuk N maksimal diberikan saat 45 HST untuk varietas Padi berumur 100 hari, bila Urea diaplikasikan saat 60 hst itu sama artinya dengan memberi makan patogen... hehe !

Tanya : Kenapa masih pake ZA sih ? Padahal ZA dan Urea sama-sama mengandung N, apa tidak akan overdosis tuh..???! (dengan agak emosi..)
Jawab : Aplikasi pupuk ZA adalah untuk sumber S. Kandungan N pada ZA+Urea hanya sebanyak 30 kg aja kok. Patokan di atas berdasarkan kebutuhaan unsur untuk tanaman.

Tanya : Untuk mencukupi asupan unsur K selain dari pupuk KCl -pupuk apa lagi ya..?
Jawab : Bisa menggunakan pupuk ZK, KNO3, dan MKP. 

Tanya : ZnSO4 dan CuSO4 itu pupuk apa ya.. beli dimana ?
Jawab : Itu adalah bahan kimia sebagai tambahan aja (tidak wajib), bisa dibeli di toko kimia terdekat.

Tanya : Didaerah saya sedang endemik Blast.. gmana ya..? Agar batang tidak mudah roboh/rebah selain diberi asupan K apa lagi ya?
Jawab : Untuk sawah endemik Blast wajib untuk mengurangi asupan N, sebagi gantinya dapat menggunakan POC berbahan dasar urine hewan + miroba penambat N.
Agar batang tidak mudah roboh selain K -akan lebih baik bila diberi Silikat. Tapi mengenai roboh batang penyebabnya berbeda-beda misalnya kondisi iklim, angin, dll.

Tanya : IBA itu apa kang...? ppm itu maksudnya apa..???
Jawab : IBA adalah ZPT.  1 ppm = 1 miligram per-liter.

Tanya : Ini Kang Warso ya...???
Jawab : Iya...!

Tanya : Kang....?
Jawab : Apaa.... (lemesss...)

Sumber : Kang Warso

Seluk Beluk Pupuk Daun (Foliar Feeding)

KONDISI YANG TEPAT UNTUK APLIKASI PUPUK DAUN

Dalam kondisi tertentu pemupukan daun memiliki keuntungan dibanding pemupukan akar (aplikasi tanah). Kondisi tersebut antara lain :

1. Kondisi Keterbatasan

seluk beluk pupuk daun (foliar feeding)
Sebuah pemupukan daun dianjurkan bila kondisi lingkungan membatasi penyerapan nutrisi oleh akar. Kondisi tersebut dapat meliputi tinggi atau rendahnya pH tanah, stres suhu, kelembaban tanah terlalu rendah atau terlalu tinggi, penyakit akar, kehadiran hama yang mempengaruhi serapan hara, ketidakseimbangan hara dalam tanah, dll.

Misalnya, ketersediaan unsur mikro sangat berkurang pada pH tanah yang tinggi. Dalam kondisi seperti itu, aplikasi unsur mikro melalui daun mungkin cara yang lebih efisien untuk memasok unsur mikro untuk tanaman.

2. Gejala Kekurangan Unsur Hara

Salah satu keuntungan dari pemupukan daun adalah respon yang cepat tanaman terhadap aplikasi nutrisi.
Efisiensi serapan hara dianggap 8-9 kali lipat lebih tinggi bila dibandingkan dengan nutrisi diaplikasikan ke tanah.

3. Pada Tahap Pertumbuhan Khusus

Tanaman membutuhkan jumlah nutrisi yang berbeda dalam tahap pertumbuhan yang berbeda. Kadang-kadang sulit untuk mengontrol keseimbangan hara dalam tanah. Aplikasi pupuk daun pada tahap-tahap tertentu dapat meningkatkan hasil dan kualitas.

BATASAN-BATASAN PEMUPUKAN DAUN

  1. Dosis Terbatas - Nutrisi yang diterapkan dalam pemupukan daun tidak dapat memenuhi seluruh kebutuhan nutrisi tanaman.
  2. Fitotoksisitas – Mengaplikasikan pupuk daun dengan konsentrasi tinggi mungkin mengakibatkan daun terbakar, ketika air menguap dan sisa garam nutrisi tetap pada daun.
  3. Biaya Tinggi - Karena pertimbangan fitotoksisitas, sejumlah kecil nutrisi harus diterapkan pada frekuensi yang lebih tinggi. Namun, aplikasi yang sering pada konsentrasi yang lebih rendah sangat mahal dan tidak praktis.

CARA MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PUPUK DAUN

Berbagai faktor mempengaruhi efektivitas pemupukan daun, antara lain :

1. pH larutan semprot - Nutrisi harus dalam bentuk yang larut agar dapat diserap tanaman. pH mempengaruhi kelarutan nutrisi dan interaksi dengan komponen lain dalam air. Umumnya, pH asam meningkatkan penetrasi nutrisi melalui permukaan daun.
Selain itu, pH mempengaruhi penyerapan nutrisi dalam tiga cara lain:pH mempengaruhi muatan kutikula (lapisan lilin yang menutupi daun) dan berhubungan dengan selektivitas ion. Bentuk ion nutrisi adalah tergantung pH, dan pH dapat mempengaruhi tingkat penetrasi. pH dapat mempengaruhi fitotoksisitas senyawa yang disemprot.
Dapat disimpulkan bahwa pH larutan semprot harus disesuaikan dengan nutrisi yang di aplikasikan.

2. Penggunaan Surfaktan - Surfaktan berkontribusi pada keseragaman liputan larutan nutrisi pada daun. Surfaktan meningkatkan retensi larutan semprot dengan mengurangi tegangan permukaan butiran semprot.

3. Waktu Penyemprotan - Waktu terbaik untuk pemupukan daun adalah pagi atau sore hari, ketika stomata terbuka dan suhu dibawah 27° C. Penyemprotan tidak dianjurkan saat suhu melebihi 27° C.

4. Ukuran Butiran Semprot (droplet) - Tetesan kecil mencakup wilayah yang lebih luas dan meningkatkan efisiensi pupuk daun. Namun, ketika tetesan yang terlalu kecil (kurang dari 100 mikron), menyebabkan larutan terbuang (drift).

5. Volume Semprot - Volume semprot memiliki dampak yang cukup berarti pada efisiensi penyerapan nutrisi. Volume semprot harus sedemikian rupa sehingga cukup menutupi kanopi tanaman, tapi tidak terlalu banyak sehingga tidak terbuang.

Sumber : Kang Warso

Manfaat dan Cara Pembuatan Asam Amino Untuk Tanaman

MANFAAT ASAM AMINO UNTUK TANAMAN :

manfaat dan cara membuat asam amino
  1. Sintesis protein ;
  2. Meningkatkan ketahanan terhadap stres ( suhu tinggi, kelembaban rendah, kekeringan, serangan hama penyakit tanaman, frost, kebanjiran) ;
  3. Meningkatkan kandungan klorofil ;
  4. Mengatur pembukaan stomata (mulut daun) ;
  5. Agen pengkhelat (pengikat) unsur mikro ;
  6. Bahan baku hormon ;
  7. Membantu polinasi dan fruit set ;
  8. Meningkatkan aktivitas mikroba tanah.

 

CARA MEMBUAT ASAM AMINO :

  1. Blender bahan yang mengandung protein (ikan, bekicot, cacing, kedele) dengan air perbandingan 1:1.
  2. Panaskan dengan suhu 60 derajat Celcius selama 1menit.
  3. Dinginkan dan atur pH mencapai 5.
  4. Tambahkan larutan enzim papain/pengempuk daging ( 0,5 % papain/10 % getah pepaya dari bahan).
  5. Blender sampai halus dan rata.
  6. Simpan dalam wadah tertutup, buka-tutup wadah setiap hari untuk menghilangkan gas.
  7. Seminggu kemudian sudah bisa digunakan.
 

DOSIS DAN CARA APLIKASI ASAM AMINO UNTUK TANAMAN :

Konsentrasi : 4 mL/liter untuk siram, 2 mL/liter untuk semprot.
Frekuensi aplikasi 1-2 minggu sekali.
Dapat disiramkan ke pupuk kandang untuk meningkatkan mikroorganisme.


Catatan :
  1. Untuk pengaturan pH menggunakan Asam Sitrat dan Asam Posphat (rekomendasi untuk tanaman holtikultura). Perkiraan dosis Asam Sitrat sekitar 2 gram per-liter. 
  2. Pengaturan pH bertujuan untuk mengurangi aroma yang tidak sedap saja, jadi bila digunakan sendiri (bukan skala industri) pH tidak perlu diatur.
  3. Fungsi Asam Amino sebagai agen pengkhelat (chelating agent) - unsur mikro akan diikat sehingga mudah diserap dan digunakan kembali oleh tanaman.
  4. Papain dan getah pepaya dapat digantikan oleh produk pengempuk daging yang beredar dipasaran (merek PAYA) atau buah nanas. Fungsinye memecah protein menjadi Asam Amino.

Sumber : Kang Warso


Cara Membuat Kompos Sederhana dan Murah

kompos sederhana dn murah
Anda ingin membuat pupuk kompos dengan cara yang sederhana dan sangat murah...?!
Silahkan ikuti petunjuk di bawah ini untuk pengomposan sebanyak 1 ton :
  1. Buat larutan dekomposer  : air 100 liter + dedak 5 kg + dekomposer, bagi menjadi 5 bagian @ 20 liter.
  2. Susun kotoran hewan/jerami/rumput/bahan organik lain  dengan ketinggian 20 cm, siram 1 bagian larutan dekomposer secara merata.
  3. Susun lagi dengan ketinggian yang sama, siram lagi dengan larutan dekomposer, lakukan sampai ketinggian 1 meter ( 5 lapisan)
  4. Atur kelembaban sekitar 75 %.
  5. Tutup tumpukan tersebut dengan lembaran plastik, terpal, atau karung bekas untuk menjaga kelembaban.
  6. Bila suhu kompos terlalu tinggi, tumpukan sebaiknya diaduk-aduk untuk menurunkan temperaturnya.
  7. Setelah usia 1 bulan kompos dapat digunakan.

Catatan :

Decomposer : starter mikroba pengurain, dipasaran berupa EM4, Stardec,  Decoprima, Orgadec, Mdec, dll.

MASIH TERLALU MAHAL....???!
Indonesia adalah negara yang beriklim tropis mikroba, dekomposer sangat banyak di alam termasuk di feses ternak (kohe).
Jadi kalau buat kompos gak usah pake starter kaya EM4, Stardek atau yang lainnya, sudah cukup kok bakteri atau pun mikroba yang ada di bahan, tinggal dikasih molases atau gula atau dedak halus dll.
Sebagai energi awal untuk bakteri. biar efisien gitu..... (Abdul Aziz Hardiansyah)
Sumber : Kang Warso

Penyakit Patek atau Antraknosa

Penyakit Patek atau Antraknosa umumnya menyerang tanaman Cabai, Tomat, dan sejenisnya.
Dampaknya penyakit Patek/Antraknosa sangat merugikan  bagi petani karena sulit sekali untuk diatasi.

Gejala penyakit ini ditandai dengan bercak kuning pada buah dan menjadi coklat kehitaman, dan kemudian buah akan melunak serta membusuk.

penangulangan dan pengendalian penyakit patek/antraknosa

PENYEBAB DAN PENULARAN PENYAKIT PATEK / ANTRAKNOSA

Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Colletotrichum Capsici dan Gloeosporium Sp
Pada tanaman Cabai biasanya serangan Colletotrichum Capsici berupa bercak pada bagian tengah buah, sedangkan Gloeosporium Sp. pada bagian ujung buah.

Penularannya melalui benih, udara, serta percikan spora di tanah.

PENGENDALIAN & PENCEGAHAN PENYAKIT PATEK/ANTRAKNOSA

  1. Penggunaan atau pemilihan benih yang sehat
  2. Perlakuan benih (Thiram, Carbendazim, Propamocarb HCl, Metalaksil), perendaman pada air 52 derajat Celcius selama 30 menit.
  3. Peningkatan kekebalan tanaman : aplikasi agen hayati (Bacillus Subtilis, Pseudomonas Flourescens), pemupukan dengan MKP, CaCl2, Silika, aplikasi inducer (salisilat, bion-M)
  4. Sanitasi lahan : pembersihan sisa-sisa tanaman sebelum penanaman, pengaturan jarak tanam aman, pembersihan buah terserang penyakit.
  5. Pencegahan dengan penyemprotan fungisida protektan dan sistemik (Amistartop, Folicur, Previcur, Bayleto).
Sumber : Kang Warso