Seluk Beluk Pupuk Daun (Foliar Feeding)

KONDISI YANG TEPAT UNTUK APLIKASI PUPUK DAUN

Dalam kondisi tertentu pemupukan daun memiliki keuntungan dibanding pemupukan akar (aplikasi tanah). Kondisi tersebut antara lain :

1. Kondisi Keterbatasan

seluk beluk pupuk daun (foliar feeding)
Sebuah pemupukan daun dianjurkan bila kondisi lingkungan membatasi penyerapan nutrisi oleh akar. Kondisi tersebut dapat meliputi tinggi atau rendahnya pH tanah, stres suhu, kelembaban tanah terlalu rendah atau terlalu tinggi, penyakit akar, kehadiran hama yang mempengaruhi serapan hara, ketidakseimbangan hara dalam tanah, dll.

Misalnya, ketersediaan unsur mikro sangat berkurang pada pH tanah yang tinggi. Dalam kondisi seperti itu, aplikasi unsur mikro melalui daun mungkin cara yang lebih efisien untuk memasok unsur mikro untuk tanaman.

2. Gejala Kekurangan Unsur Hara

Salah satu keuntungan dari pemupukan daun adalah respon yang cepat tanaman terhadap aplikasi nutrisi.
Efisiensi serapan hara dianggap 8-9 kali lipat lebih tinggi bila dibandingkan dengan nutrisi diaplikasikan ke tanah.

3. Pada Tahap Pertumbuhan Khusus

Tanaman membutuhkan jumlah nutrisi yang berbeda dalam tahap pertumbuhan yang berbeda. Kadang-kadang sulit untuk mengontrol keseimbangan hara dalam tanah. Aplikasi pupuk daun pada tahap-tahap tertentu dapat meningkatkan hasil dan kualitas.

BATASAN-BATASAN PEMUPUKAN DAUN

  1. Dosis Terbatas - Nutrisi yang diterapkan dalam pemupukan daun tidak dapat memenuhi seluruh kebutuhan nutrisi tanaman.
  2. Fitotoksisitas – Mengaplikasikan pupuk daun dengan konsentrasi tinggi mungkin mengakibatkan daun terbakar, ketika air menguap dan sisa garam nutrisi tetap pada daun.
  3. Biaya Tinggi - Karena pertimbangan fitotoksisitas, sejumlah kecil nutrisi harus diterapkan pada frekuensi yang lebih tinggi. Namun, aplikasi yang sering pada konsentrasi yang lebih rendah sangat mahal dan tidak praktis.

CARA MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PUPUK DAUN

Berbagai faktor mempengaruhi efektivitas pemupukan daun, antara lain :

1. pH larutan semprot - Nutrisi harus dalam bentuk yang larut agar dapat diserap tanaman. pH mempengaruhi kelarutan nutrisi dan interaksi dengan komponen lain dalam air. Umumnya, pH asam meningkatkan penetrasi nutrisi melalui permukaan daun.
Selain itu, pH mempengaruhi penyerapan nutrisi dalam tiga cara lain:pH mempengaruhi muatan kutikula (lapisan lilin yang menutupi daun) dan berhubungan dengan selektivitas ion. Bentuk ion nutrisi adalah tergantung pH, dan pH dapat mempengaruhi tingkat penetrasi. pH dapat mempengaruhi fitotoksisitas senyawa yang disemprot.
Dapat disimpulkan bahwa pH larutan semprot harus disesuaikan dengan nutrisi yang di aplikasikan.

2. Penggunaan Surfaktan - Surfaktan berkontribusi pada keseragaman liputan larutan nutrisi pada daun. Surfaktan meningkatkan retensi larutan semprot dengan mengurangi tegangan permukaan butiran semprot.

3. Waktu Penyemprotan - Waktu terbaik untuk pemupukan daun adalah pagi atau sore hari, ketika stomata terbuka dan suhu dibawah 27° C. Penyemprotan tidak dianjurkan saat suhu melebihi 27° C.

4. Ukuran Butiran Semprot (droplet) - Tetesan kecil mencakup wilayah yang lebih luas dan meningkatkan efisiensi pupuk daun. Namun, ketika tetesan yang terlalu kecil (kurang dari 100 mikron), menyebabkan larutan terbuang (drift).

5. Volume Semprot - Volume semprot memiliki dampak yang cukup berarti pada efisiensi penyerapan nutrisi. Volume semprot harus sedemikian rupa sehingga cukup menutupi kanopi tanaman, tapi tidak terlalu banyak sehingga tidak terbuang.

Sumber : Kang Warso
0 Komentar di Blogger
Silahkan Berkomentar Melalui Akun Facebook Anda
Silahkan Tinggalkan Komentar Anda

Post a Comment